CIREBONPOST — MALAM 1 Suro dianggap sakral atau keramat di kalangan masyarakat Jawa. Berbagai ritual dan tradisi unik digelar pada momentum yang bertepatan dengan malam 1 Muharram dalam kalender Hijriah atau Tahun Baru Islam.
Malam 1 Suro atau Sura kali ini jatuh pada Kamis 26 Juni 2025 malam. Tradisi memperingati malam 1 Suro dalam budaya masyarakat Jawa dilakoni turun temurun, menggabungkan ritual kebudayaan dengan nilai keagamaan.
Masyarakat Jawa percaya bulan Suro adalah waktu suci, sehingga berbagai ritual dilakukan dengan penuh hikmat. Beragam tradisi berbeda di setiap daerah menambah kekayaan budaya ini, semuanya bermakna mendalam dan penting bagi masyarakat yang melaksanakannya.
Masyarakat Jawa memanfaatkan waktu ini untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa, memohon ampunan, dan berharap mendapatkan berkah serta perlindungan dalam menjalani tahun yang baru.
Berikut adalah beberapa tradisi malam 1 Suro di Indonesia khususnya Pulau Jawa dirangkum dari Wikipedia dan beberapa sumber lain :
1. Kirab Pusaka Keraton di Solo
Di Solo, perayaan Satu Suro diwarnai dengan ritual Jamas dan Kirab Pusaka Keraton. Dalam kirab ini, beberapa ekor kebo bule yang dijuluki Kebo Kyai Slamet ikut serta.
Acara Kirab Kebo Bule dimulai dari Keraton Solo pada jam 12 malam dan mengelilingi beberapa protokol di kota Solo, diiringi oleh punggawa istana dan para pasukan istana.
2. Babad Cirebon dan pencucian benda pusaka
Malam 1 Suro diperingati oleh Keraton Kanoman dengan menggelar pembacaan Babad Cirebon atau mengulang Sejarah Cirebon.
Peringatan malam 1 Suro dilanjutkan dengan ziarah ke makam Sunan Gunung Jati di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.
3. Ritual Samas di Yogyakarta
Ritual Samas dilaksanakan untuk mengenang Maheso Suro yang dipercaya telah mendatangkan kemakmuran bagi warga di pesisir pantai selatan. Tradisi ini sering digelar di Yogyakarta khususnya Bantul.
4. Ledug Suro di Magetan
Ledug Suro diperingati dengan upacara Andum Berkah Bolu Rahayu. Masyarakat Magetan meyakini bahwa memakan bolu rahayu yang telah diberkati dengan doa-doa bisa digunakan sebagai obat, pelaris, dan lainnya.
5. Upacara Labuhan
Upacara Labuhan dilakukan dengan persembahan-persembahan kepada penguasa lautan supaya para nelayan selamat mencari ikan dan memperoleh ikan yang banyak.
Tujuannya adalah memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk keselamatan dan keberkahan.
6. Memandikan benda pusaka
Benda-benda pusaka seperti keris biasanya akan dimandikan pada malam 1 Suro. Masyarakat Jawa meyakini keris bukan sekadar senjata tikam, tapi lebih dari itu punya nilai filosofi dan budaya, kedudukan, bahkan dianggap keramat.
Pencucian keris di malam 1 Suro dianggap akan memberikan energi baru. Keris akan dicuci dengan minyak misik, minyak zakfaron, minyak jamas, minyak kayu cendana, minyak melati, dan minyak seribu bunga.
Ritual ini akan dipersiapkan juga kemenyan, dupa, dan bunga-bunga, belimbing wuluh, jeruk nipis, hingga kain kafan.