CIREBONPOST — CIREBON – Suasana haru menyelimuti pemakaman Tasmi (50), Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kota Cirebon, Jawa Barat yang wafat di Malaysia setelah 12 tahun bekerja tanpa pernah kembali ke kampung halaman. Jenazahnya tiba di Tanah Air pada Rabu (16/7/2025) dini hari dan langsung dimakamkan di kawasan Sunyaragi, Kota Cirebon.
Tangis keluarga pecah, terutama dari anak semata wayangnya, Fuji (21), yang tak kuasa menahan duka saat ibunya diturunkan ke liang lahat.
“Tinggal nama… Mamah gak pernah pulang. Ketemu terakhir ya sekarang ini, waktu sudah jadi jenazah,” ucap Fuji terbata-bata, menggambarkan luka rindu yang tak sempat terobati.
Kedatangan jenazah Tasmi melalui Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten disambut secara resmi oleh Pemerintah Kota Cirebon dan DPRD Provinsi Jawa Barat.
Wakil Wali Kota Cirebon, Siti Farida Rosmawati, turut hadir mendampingi keluarga dalam prosesi pemakaman. “Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Alhamdulillah, proses pemulangan almarhumah berjalan lancar berkat kolaborasi lintas instansi, mulai dari KBRI Malaysia hingga pemerintah daerah,” ujarnya.
Sebelum dimakamkan, jenazah Tasmi disholatkan terlebih dahulu. Namun, karena waktu kedatangan yang sangat dini dan alasan kondisi, jenazah tidak sempat dibawa ke rumah duka.
Fuji mengungkapkan, sejak ibunya berangkat ke Malaysia pada 2013, mereka tidak pernah bertemu secara langsung. Selama lebih dari satu dekade, hubungan ibu-anak itu hanya dijalin lewat layar ponsel.
Komunikasi terakhir terjadi pada akhir Juni 2025. Saat itu, Tasmi mengeluhkan sakit dan menyampaikan keinginannya untuk pulang. Namun, kondisi ekonomi keluarga yang terbatas menjadi penghalang.
Tasmi diketahui bekerja sebagai petugas kebersihan dan sebelumnya pernah menjadi asisten rumah tangga. Ia juga memiliki riwayat penyakit diabetes yang semakin memburuk belakangan ini.
Di balik lancarnya proses pemulangan jenazah, Wakil Wali Kota Cirebon mengungkapkan Tasmi diketahui berangkat ke Malaysia secara nonprosedural, meski paspornya masih aktif. Ia tidak tercatat secara resmi sebagai PMI legal.
“Kami mengimbau kepada seluruh warga Kota Cirebon yang ingin bekerja ke luar negeri, agar menempuh jalur resmi dan legal. Pemerintah akan selalu hadir jika prosesnya sesuai aturan dan terdata,” tegas Siti Farida.
Kabar meninggalnya Tasmi pertama kali diterima adiknya, Apandi (42), yang tinggal di Kampung Karang Baru, Kelurahan Sunyaragi. Ia mengaku mendapat telepon dari Fuji, yang menyampaikan bahwa ibunya meninggal di tempat kosnya dan kemudian dibawa ke Hospital Kuala Lumpur.
“Kami benar-benar bingung, apalagi tidak punya uang untuk memulangkan jenazah. Saya sempat berharap ada bantuan dari pemerintah, bahkan sempat berharap Presiden Prabowo bisa membantu,” kenang Apandi lirih.
Harapan itu dijawab. pemerintah pusat, Pemprov Jabar, Pemkot Cirebon, serta BJB Peduli bergerak cepat membantu segala keperluan administratif dan logistik. Pihak KBRI di Malaysia juga mempercepat pengurusan dokumen kematian dan proses repatriasi jenazah.